MENGUAK DAPUR PENERBIT MAYOR

Selamat berjumpa  Salam sehat selalu. Kali ini saya Akan membuat resume untuk pertemuan ke 22 . Pada pertemuan Kali ini dengan  nara sumber dari Penerbit ANDI Yogyakarta yaitu bagian publishing, beliau adalah bapak EDI S MULYANTA. 

Kali ini kita dimoderatori ibu Helwi. 

CV Singkat

Nama      : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Jabatan   : Publishing Consultant & E-Book Development Andi Publisher
Tpt/Lhr    : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969
Status     : Menikah
Istri          : Retna G.
Anak        : 1. Nindita Saheka Ramadhani  2. Raditya Rizky Duanda (alm3Naditya Tertia Alfarizky 

Hobby     : Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik

Fb            : https://www.facebook.com/edis.mulyanta

Weblog  : https://www.pbuandi.com   http://bukudigital.my.id       http://ebukune.my.id

Pendidikan

1.       S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994

2.       S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006

Riwayat Pekerjaan

  1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
  2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
  3. Dosen dan Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2000-2001
  4.  Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2001
  5.  Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2001
  6.  Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2002-2003
  7.  Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019
  8.  Publishing Consultant & E-Book Development Penerbit Andi 2020- Sekarang
  9.  Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id 2020 – Sekarang
  10.  Dosen Tamu Mata Kuliah Tipografi Dasar dan Tipografi Aplikasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
  11. Dosen Tamu Penguji Tugas Akhir Fakultas Desain dan Industri Kreatif  Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021

Karya tulis buku 

https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao

  1.     How to make money in BIG DATA, 2021
  2.     Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
  3.     Teknik Modern Fotografi Digital 2007
  4.      Pengolahan Digital Image 2007
  5.      Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
  6.      Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop 2005
  7.      Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign 2005
  8.      Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
  9.    Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003 dll
Ini lah data pak Edi yang paling lengkap moderator Kali ini. 
Me nurut penjelasan beliau di era COVID ini union cukup berat bagi para Penerbit. 
Sexual Penerbit berusaha bertahan dengan berbagai cara agar bisa total eksis. Ini sexual membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah visi misi yang up to date menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibanding dunia bisnis penerbitan secara  umum bagi yang tidal bisa mengikuti perkembangan jaman akhirnya menurunkan intensitas penerbitan akhirnya berimbas pada produksi buku yang mengakibatkan penurunan omset dan pendapatan. 
Skala penerbitan yang dipakai penerbit mayor maupun minor pada dasarnya sama yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya. 
Sementara tugas penerbit adalah memberikan layanan industri dalam menerbitkan hasil tulisan dan mempublikasikan hasil tulisan. 
Dan menghasilkan keuntungan dari tiap penerbitanya. 
Sementara yang membedakan penerbit mayor dan minor adalah skala produksinya setiap penerbit yang tergabung dalam IKAPI yaitu ikatan penerbit Indonesia.  Skala produksi itu tercesmin dalam ISBN. 
ISBN dikeluarkan oleh perpustakaan nasional. Yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor nomor yang dikuasainya tersebut. Untuk dibagikan penerbit  Indonesia. 
Struktur penomoran ISBN. 
Angka dipublication elemen tersebut adalah jumlah produksi buku yang bisa dilakukan oleh penerbit dari angka itu terlihat kekuatan produksi yang bisa dilakukan oleh penerbit. 
Secara materi terbitan, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor. Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada _Genre_ tertentu untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya.
Secara otomatis. karena jumlah produksi cukup besar, akhirnya penerbit mayor mempunyai saluran pemasaran yang cukup beragam yang sering disebut _Omni channel_ Marketing selain tentunya outlet di Toko Buku.
Yang unik selama pandemi ini, adalah saluran toko buku mengalami _kontraksi_ yang cukup dalam, sehingga saluran outlet toko buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online, maupun digitalisasi materi dalam bentuk media lain selain tulisan.
Media-media baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang luar biasa berkembang.
Penerbit di mata pembaca, menjadi sama, semua berjuang untuk tetap bertahan. Sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum tidak surut selama pandemi ini. Penerbit selalu tidak kurang dalam menjaring tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi.
Saat awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap _memantul_ ke atas.. tetapi sayang masuk di tahap gelombang 2 covid betul-betul meratakan pendapatan ke level yang terendah.
Menabung naskah, adalah strategi dalam menghadapi pandemi, walaupun ada hal yang harus dikorbankan yaitu proses cetak fisik buku yang terkendala. Hal ini kami siasati dengan menerbitkan E-Book untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku.
E-book adalah sarana media digital buku yang masih sangat muda, sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik.
Google dengan sigap juga telah mencoba peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa depan.
Tantangan penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi ini ke depan. Dengan konsep multimedia, pengawinan antara media-media baru, menjadikan buku akan semakin mengecil secara fisik. Apalagi ada konsep baru dalam dunia digital yaitu konsep *Metaverse* yang diusung Face Book, dunia digital akan semakin kaya.
Sebagai penulis, harus memberikan pengayaan-pengayaan tidak hanya kemampuan tulis belaka. Akan tetapi pengembangan di sisi penulis harus diberdayakan. Seperti penulis mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk _tidak mampu menolak tulisan penulis_ karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.
Ke depan materi tulisan tidak akan melulu dijadikan alasan penerbit dalam menerbitkan buku, akan tetapi kemampuan penulis dalam membantu mempromosikan tulisan lah yang menjadi primadona penulis-penulis baru.
Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang _Tere Liye_ yang dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books.
Penguasaan tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Buku akan diperkaya dengan media-media lain, yang akan saling mengisi kelemahan secara alamiah media-media tradisional tersebut.
bang Tere liye menerbitkan bukunya sendiri. 
Genre tertentu penulis dapat bermain sendiri memproduksi bukunya. Pintar-pintar penulis dalam mengelola tulisannya. Ada yang dapat dikerjakan sendiri, ada dapat berkolaborasi penerbit baik minor maupun mayor.
Semua akan jalan di jalannya masing-masing dan tidak akan saling berebut akan tetapi tetap menghasilkan keuntungan. 
Semua unsur Dunia penerbitan akan menjadi lebih berwarna dan saling menguntungkan dari penulis, penerbit, hingga pembaca buku dengan terbentuknya dunia digital yang cukup menjanjikan ke depannya.
Tawarkanlah tulisan ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi komoditas yang menguntungkan.
Pelajari karakteristik penerbitnya, dengan melihat hasil-hasil terbitannya. Setiap penerbit mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Penulis adalah makhluk bebas, yang dapat menawarkan ke semua penerbit. Tinggal kepintaran penulis 
dalam mengatur strategi, kemampuan, dan memilah serta memilih penerbitan.
Penulis dapat mencoba menulskan di aplikasi Wattpad, follower pembaca ,di situ biasanya dipantau oleh penerbit-penerbit mayor.
Penerbit minor, juga tidak kalah kreatifnya dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat-syarat kenaikan pangkat guru, dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit-penerbit saling bersaing mengisi peluang tersebut.
Hal yang penting sebagai penulis adalah, jaga kejujuran, jaga idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain.
Mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya tawar yang baik bagi tulisan penulis saat ditawarkan ke penerbit.
Ke depan persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku.
Penerbit mayor tidak kekurangan naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca.
Tetapi yang menjadi masalah adalah media apa yang sesuai dengan terbitan sebuah buku. 
Untuk menulis buku yg tembus penerbit mayor  adalah Saat ini ada perubahan kurikulum pendidikan, nah semua penerbit berlomba untuk mengisinya. Kurikulum MBKM (merdeka belajar kampus merdeka) adalah magnet yang luar biasa. Kurikulum diserahkan ke masing-masing daerah dengan panduan utama dari pemerintah. Nah ini peluang yang luar biasa menarik sekali. Artinya apa? sebagai penulis harus peka dengan isue-isue baru, sehingga tidak tertinggal dalam menyajikan penawaran tulisannya kepada penerbit. pelajari hal tersebut dan jangan lupa tawarkan proposal tulisan  ke penerbit.
Penulis dapat mempelajari mata pelajaran-matapelajaran baru, seperti penguatan Pancasila, Attitude Pelajar, Softskill dan lain-lain. Tema-tema tersebut sangat dicari saat ini, sehingga peluang mengangkat tema itu akan sangat diminati penerbit.
Para guru harus memiliki inisiatif dan memiliki cara pandang jauh keluar untuk bisa menghasilkan tulisan yang futuristik. 
ini contoh kejadian yang dapat dijadikan bahan tulisan didalam Facebook biar tidak hilang.
contoh materi yang bisa dijadikan bahan tulisan. 
Ke depan peluang digitalisasi buku ini memang semakin terlihat, apalagi dikawinkan dengan berbagai macam media yang lain. 
contoh buku digital berdampingan dengan buku fisik yang terdapat pada toko buku. 
Penerbit mempunya Research and Development, yang tugasnya adalah mengamati kebijakan, mengamati buku pesaing, mengamati trend, dan memberikan kesimpulan-kesimpulan. Nah kesimpulan ini akan ditangkan oleh Pengembang Produk (_Product Development_) untuk berburu naskah.
Dari berbagai data-data pemasaran, akan dapat diberikan kesimpulan perkiraan trend ke depan, sehingga arah pencarian naskah lebih bagus dan pasti. Hal ini hanya perkiraan saja, karena karakter buku yang laku di pasar memang banyak sekali variabel yang mempengaruhinya.
Bagian pemasaran nanti akan merancang, kira-kira media apa yang dapat mendukung pemasaran bukunya, channel apa yang cocok, dan sesuai dengan target pembaca bukunya. Dari kolaborasi tersebut diharapkan penulis juga dapat membantu dalam mensosialisasikan bukunya.
Waduh cukup banyak nih ilmu yang bapak berikan berkaitan dengan penerbitan , semoga semua ilmu ini dapat saya manfaatkan. 
Terimakasih pak atas semua ilmunya, salam sehat selalu. 

                                                         Ditulis oleh
                                                     Penulis pemula

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENULIS AUTOBIOGRAFI